Palangka Raya – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah menggelar konferensi pers untuk menyampaikan laporan resmi mengenai perkembangan Indeks harga konsumen bulan Maret 2025, Perkembangan nilai tukar petani bulan Maret 2025, Perkembangan Ekspor dan Impor bulan Maret 2025, Perkembangan jasa akomodasi Januari-Februari 2025 dan Perkembangan jasa transportasi bulan Februari 2025. Acara ini berlangsung di Ruang Vicon Kantor BPS Kalimantan Tengah, Gedung 2 Lantai 2, Jalan Kapt. Piere Tendean, Palangka Raya, pada Selasa (8/4/2025).
Kepala BPS Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, S.Si, ME., dalam pemaparannya menyampaikan, Tingkat inflasi Bulanan atau month-to-month (m-to-m) di provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Bulan Maret 2025 lalu sebesar 1,71 persen dan tingkat inflasi year-to-date (y-to-d) Maret 2025 sebesar 0,68 persen.
Sementara itu tingkat inflasi Tahunan year-on-year (y-on-y) di Provinsi Kalteng yakni sebesar 1,33 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,37.
“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sukamara sebesar 2,27 persen dengan IHK sebesar 09,52. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Sampit sebesar 0,93 persen dengan IHK sebesar 106,26,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti.
Lanjutnya Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,28 persen.
Lalu ada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,90 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,23 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,98 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,92 persen.
Serta ada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,91 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,09 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,62 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yakni kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 4,32 persen, kelompok transportasi sebesar 0,50 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen.
Sementara itu ada beberapa fenomena pada bulan Maret 2025 yang menyebabkan inflasi, antara lain, Tarif Listrik, khususnya pra bayar, kembali ke tarif normal setelah 2 bulan mendapatkan diskon dari pemerintah.
Selain itu Pasar Ramadhan, selama Bulan Ramadhan yang jatuh pada tanggal 1 – 30 Maret 2025, permintaan terhadap berbagai komoditas bahan makanan mengalami peningkatan terutama bumbu-bumbuan, seperti cabai rawit, bawang merah, cabai merah, dan bawang putih.
“Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan seiring banyaknya pedagang musiman yang berjualan lauk untuk berbuka puasa,” ujarnya.
Lalu ada komoditas Bawang merah mengalami kenaikan harga akibat berkurangnya stok dari sentra produksi di Jawa karena belum memasuki masa panen dan/atau menurunnya hasil produksi disebabkan curah hujan yang cukup tinggi.
Serta Emas Perhiasan, selain dikarenakan harga emas dunia yang masih terus meningkat, menjelang Hari Raya Idul Fitri ada kecenderungan masyarakat untuk membeli emas perhiasan.
Konferensi pers ini ditutup dengan sesi tanya jawab bersama awak media yang hadir, memberikan kesempatan bagi para jurnalis untuk menggali lebih dalam informasi yang telah disampaikan.
Acara ini turut dihadiri oleh Staf ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko, yang mewakili Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, serta para stakeholder terkait lainnya. (red)