Dalam paparannya, Direktur Direktorat Statistik Harga BPS Windhiarso Ponco mengatakan deflasi pada bulan Juli 2024 dominan diakibatkan oleh deflasi secara umum pada komponen harga bergejolak.
“Komoditas yang menyumbang andil deflasi terdalam pada empat bulan terakhir dari komponen harga bergejolak adalah beberapa jenis komoditas holtikultura seperti bawang merah, tomat, dan cabai merah serta komoditas pangan yang lain yakni beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras,” ucapnya.
Windhiarso Ponco menyebutkan jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH) di minggu kedua Agustus 2024 lebih banyak dibandingkan Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH.
“Begitu juga jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan IPH turun dari periode sebelumnya,” sebut Direktur Direktorat Statistik Harga BPS tersebut.
Direktur Direktorat Statistik Harga BPS tersebut menjelaskan harga cabai rawit sampai dengan minggu kedua Agustus 2024 naik sebesar 18,85% dibanding Juli 2024.
“Sedangkan harga beras sampai dengan minggu kedua Agustus 2024 masih mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,13% dan harga minyak goreng juga naik sebesar 0,27% dibanding Juli 2024. Sementara itu, harga cabai merah sampai dengan minggu kedua Agustus 2024 turun sebesar 2,82% dibanding Juli 2024,” jelas Windhiarso Ponco.
Foto Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko
Setelah kegiatan usai, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko menyampaikan ada beberapa komoditas yang harus menjadi perhatian untuk menekan angka inflasi di Kalteng yakni beras, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, gula, dan minyak goreng.
“Apalagi saat ini sudah masuk musim kemarau, harus lebih perhatikan lebih serius guna menjaga harga yang stabil, ” tegasnya.
Lebih lanjut, Ia berpesan berpesan kepada Pemerintah Kabuptaten dan Kota agar selalu rutin melaksanakan gerakan pasar murah, pasar penyeimbang dan percepatan perluasan pertanaman padi untuk mengantisipasi kenaikan inflasi di musim kemarau.
“Seluruh Tim Percepatan Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten/Kota harus selalu kompak dan bekerja sama, dan juga menyediakan anggaran di wilayah masing-masing untuk antisipasi kenaikan inflasi,” papar Yuas Elko Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan tersebut.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Yuas Elko, unsur Forkompida, Kepala Instansi Vertikal dan Kepala Perangkat Daerah Prov Kalteng terkait serta Gubernur/Bupati/Wali Kota se-Indonesia.
Sumber : bayu / tn-t7