Pentas Seni Opera Tjilik Riwut: Menggali Pergulatan Identitas Dayak dan Indonesia

Palangka Raya, WahanaPalangka.com – Yayasan Rumah Budaya Pajawan Tingang kembali menghadirkan karya seni monumental melalui Pentas Seni Opera Tjilik Riwut Dengan tema “Pergulatan Identitas Dayak atau Indonesia,” acara ini digelar pada Sabtu (14/12/2024) di Teater Terbuka UPT Taman Budaya, Jalan Temanggung Tilung XIII, Palangka Raya.

Acara ini dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk perwakilan dari Kementerian Kebudayaan Wilayah XIII Provinsi Kalimantan Tengah, Bapak Yusri Darmadi, S.S., dari Balai Pelestarian Kebudayaan. Dalam sambutannya, Yusri menegaskan bahwa tema yang diangkat memiliki konteks historis, yakni periode sebelum Indonesia merdeka.

Bapak Yusri Darmadi, S.S., dari Balai Pelestarian Kebudayaan, saat menyampaikan sambutan

“Dayak dan Indonesia sebenarnya bukan dua entitas yang harus dipertentangkan. Namun, politik devide et impera yang dijalankan pada masa lalu telah menciptakan perpecahan antar suku dan golongan tertentu. Akibatnya, banyak masyarakat kita yang kurang memahami atau mengenal lebih dalam tentang Kalimantan,” ujar Yusri.

Ia juga berharap melalui pementasan ini, masyarakat dapat memperoleh wawasan tentang sejarah Kalimantan, termasuk aspek pemerintahan, suku, bahasa, agama, kepercayaan, adat istiadat, hingga seni dan budaya. Menurutnya, seni pertunjukan seperti ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi media edukasi yang efektif untuk melestarikan dan mengenalkan kekayaan budaya Kalimantan kepada khalayak luas.

Sebagai bagian dari acara, sambutan juga disampaikan oleh Enon Heryani, putri sulung dari Tjilik Riwut, pahlawan nasional yang menjadi inspirasi utama dalam pementasan ini. Enon menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan opera ini.

Baca Juga  Mengusung Slogan "Bersatu Berjuang Bersama" Ormas Bara Baja Kalteng Resmi Terbentuk di Bumi Tambun Bungai.

Enon Heryani, putri sulung dari Pahlawan Nasional Tjilik Riwut, Saat menyampaikan sambutan 

“Saya mengucapkan terima kasih kepada panitia dan seluruh tim seni yang telah bekerja keras mewujudkan Opera Tjilik Riwut. Melalui pementasan ini, kita bersama-sama akan menyaksikan kisah perjuangan beliau yang penuh makna,” ungkap Enon.

Ketua Yayasan Rumah Budaya Panjawa Tingang, Arbendi, saat wawancara dengan awak media

Dalam pergelaran tersebut, Ketua Yayasan Rumah Budaya Panjawa Tingang, Arbendi menyampaikan kami berterima kasih kepada Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui program fasilitasi bidang kebudayaan teater kepahlawanan 2024 yang mempercayakan kami sebagai salah satu dari 10 komunitas lembaga terpilih di Indonesia untuk mengadakan pegelaran tentang pahlawan nasional.

“Kami memilih Cilik Riwut yakni satu dia adalah pahlawan nasional kebanggaan kita rakyat Kalimantan Tengah, Kedua, banyak orang tahu beliau hanya sebagai pahlawan nasional, tapi tidak banyak yang tahu sebab kerjaan beliau salah satunya adalah Dayak itu unik untuk bergabung dengan Indonesia, ” paparnya.

Lebih lanjut, Ia menuturkan meskipun dia bekas jejak Belanda, tapi dia tidak otomatis terlemerta menjadi bagian wilayah Indonesia, Makanya ada misi Cilik Riwut untuk menyampaikan kemerdekaan itu dengan berbagai perdebatan dan argumen sehingga mereka berhasil mendapatkan mandat dari seluruh suku Dayak menyampaikan sumpah setia kepada Indonesia tanggal 17 Desember 1946.

“Oleh sebab itu, Yayasan Rumah Budaya Panjawa Tingang dalam setiap tahun mengadakan minimal 3 kali pertunjukan opera, sehingga pertunjukan rutin kami gelar akan tetapi dengan cerita yang berbeda-beda, ” tutur Arbendi Ketua Yayasan Rumah Budaya Panjawa Tingang tersebut.

Baca Juga  Ducun Helduk Umar Ketua DPD Organda Prov. Kalteng Menghimbau Pemudik Agar Menggunakan Angkutan Resmi

Opera Tjilik Riwut kali ini menyuguhkan cerita yang menggambarkan perjuangan sang pahlawan nasional dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat Dayak sekaligus memperkuat persatuan bangsa Indonesia. Pementasan ini diharapkan mampu menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai sejarah dan budaya bangsa.

Foto Penampilan Opera Tjilik Riwut

Dengan mengusung konsep opera, acara ini tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga menjadi medium refleksi atas dinamika identitas budaya Dayak dalam bingkai keindonesiaan. Pertunjukan ini menjadi bukti bahwa seni dapat menjadi jembatan penghubung antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Pentas seni ini sekaligus menjadi pengingat bahwa persatuan dalam keberagaman adalah fondasi yang harus terus dijaga, sebagaimana perjuangan Tjilik Riwut yang mengutamakan harmoni antara nilai-nilai lokal dan nasional.

Melalui Opera Tjilik Riwut, Yayasan Rumah Budaya Pajawan Tingang tidak hanya melestarikan seni budaya, tetapi juga mempertegas pentingnya memahami sejarah sebagai bagian dari identitas bangsa.

Pewarta : Abimanyu

 

bagikan :

Berita Lainnya