Wujudkan Kamtibmas, Polda Kalteng Gencarkan Sosialisasi Ajak Pelajar Waspada Paham Radikalisme

Palangka Raya – Polda Kalimantan Tengah melalui Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) menggelar sosialisasi dalam rangka penanggulangan terorisme dan radikalisme bagi kalangan remaja khusus pelajar di Kota Palangka Raya.

Sosialisasi kali ini digelar Ditbinmas di SMA N 4 Palangka Raya, yang dipimpin oleh Kasubditbintipsos Kompol Dr. G. Herundo mewakili Dirbinmas Kombes Pol Budi, dan turut diikuti seluruh pelajar serta guru SMAN 4.

Kabidhumas Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munaji mewakili Kapolda Irjen Pol Drs. Djoko Poerwanto mengatakan, kegiatan ini dilakukan mengingat gerenasi muda merupakan golongan yang mudah terkena pengaruh negatif dari luar, salah satunya adalah gerakan radikal.

“Tujuan kegiatan ini digelar agar para pelajar mendapat bekal untuk memahami lingkungan sekitarnya sehingga tidak mudah terpengaruh aliran yang berkonotasi radikal,” katanya.

Ia melihat, kondisi mental yang masih labil, sibuk dengan pencarian identitas atau jati diri, bersemangat untuk mencari sensasi dan memperbaiki sesuatu serta punya rasa kebersamaan yang kuat, menjadi alasan mengapa para pemuda sering menjadi sasaran rekrut gerakan radikal yang banyak mengatasnamakan agama.

“Karena itu dalam sosialisasi kita sangat menekankan pentingnya mendalami agama secara benar sehingga para pemuda tidak terjebak dalam cara berpikir kelompok radikal yang mengklaim bahwa paham merekalah yang paling benar dan menganggap mereka yang tidak sepaham semunya salah,” ujarnya.

Menurut Erlan, semakin meluasnya embrio paham radikal yang berkembang saat ini membuat masyarakat harus lebih waspada untuk mengatisipasi masuknya paham radikal yang nantinya dapat menjadi gerakan radikal.

Baca Juga  Hadir Di CFD, Rumkit Bhayangkara Polda Kalteng Dekatkan Layanan Kesehatan Ke Masyarakat

Oleh karena itu, dalam sosialisasi yang diikuti oleh puluhan pelajar ini juga mengingatkan pentingnya untuk menyamakan persepsi tentang cara mengantisipasi paham radikal yang belakangan ini mulai banyak bermunculan di tanah air.

“Harus ada persamaan persepsi untuk mencegah munculnya gerakan radikal yang dapat melibatkan tokoh agama, masyarakat, pemuda, guru-guru serta orangtua,” tutupnya.

bagikan :

Berita Lainnya